PUISI CECAK UNTUK KEKASIHNYARudi SetiawanDiajeng,Tembok putih ini menjadi saksi bisuKisah kasih kita berduaSaat kita merayapinya bersama-samaBerburu Nyamuk (penghisap darah)Berburu Wereng (hama perusak)Dan sesekali menangkap kecoak (yang mengotori perkantoran)DiajengDinding ini adalah layar kehidupan kitaTempat kita berpetualang sepanjang waktuMembersihkannya dari serangga-seranggaYang berusaha mengotorinyaDiajengKemarin sudah kuingatkan kauJangan berburu diatas lantaiLantai bukan habitat kitaLantai tempat berbahaya bagi kita berduaDiajengMestinya kau tahu, bahwa diatas lantaiAda kucing Garong yang selalu mengintaiYang setiap saat bisa menerkam kitaDari berbagai penjuruDiajengMaafkan aku, yang tak bisa menolongmuKala kucing Garong menerkammu malam tadiAku tak kuasa untuk melawannyaAku tak cukup kuat untuk menandinginyaSekali lagi maafkan aku diajeng.DiajengKini tak kudapati kau disisiku lagiAku mesti sendiri meredam sepiCicak tua yang tak lagi perkasaMerayapi dinding yang mulai kotor dan bernodaDoha, 10 November 2009http://oase.kompas.com/read/2010/02/16/21371676/Puisi-puisi.Rudi.Setiawan
Home » Rudi Setiawan » Puisi Cecak Untuk Kekasihnya | Rudi Setiawan
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar