buat ibuku Ratminah
sisakan garam dari tubuhmu, ibu. sudah bermalam-malam
kukeringkan air laut menajamkan pisau usiaku
tapi kenapa aku lebih suka menikmati garam yang diulang
dari tubuhmu?
aku tak pernah jadi perahu di lautmu, ibu. padahal
telah kurekam beribu-ribu ayatmu di hatiku. jadi lembar-
lembar kitab yang terbuka: tapi wajahmu selalu hilang dan
datang seperti gambar televisi yang tak mampu kubaca
ibu, ingin kukeringkan air laut dari tubuhmu hingga jadi garam
biar lauk hari-hariku punya rasa. ingin kuperas garam dari tubuhmu
dengan sejuta matahari yang kupetik dari pohon-Nya
saatnya kini aku mengerti garam dari tubuhmu sangat kurindu.
padahal
laut yang bergelora dari sela-sela hatimu mulai menepi, dan
aku kembali ziarah ke dalam mimpi-mimpi besarmu
yang belum juga seluruhnya rampung!
ibu, aku ingin kembali ziarah ke dalam pangkuan lautmu. seperti
perahu
yang masuk ke galangan lantaran telah karat. sebab peradaban
telah membuatku makin jauh dari lidah asin-manismu
Madura, Juni 1996
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar