menghadapi dunia botol yang disuarakan radio
laut dalam diriku seakan berbusa. perahu mana
yang dapat kuyakini untuk menyeberangkanku
ke pulau itu? sedang angin tak menentu
hatiku tiba-tiba tak percaya pada laut
dan pulau menjadi samar di mataku. tapi aku
tak pernah henti mengunyah botol, karena
radio selalu mengantarkannya ke mejaku
sebenarnya aku sudah mati di meja ini
berkali-kali. tapi dalam
dunia botol yang dikirimkan radio
kuburku belum juga diazankan!
1994
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar